Minggu, 28 Oktober 2012

Karimun Jawa, Pesona Karang di Laut Jawa

Hari itu kami beranggotakan enam orang anak muda berangkat dari kos-kosan kami masing-masing di sekitaran kampus ITS Sukolilo. Kami berenam, Intan, Ajeng, Dinda, Tia, Ami, dan Tansa janjian ketemu di Terminal Bungurasih, Sidoarjo (aslinya sih terminalnya surabaya, tapi berhubung letaknya di bunderan waru ke selatan, mau gak mau harus diakui sebagai wilayah teritorinya Kabupaten Sidoarjo) jam 7 tett. Kami gak mau terlambat sehingga gak dapet bis Indonesia jurusan Surabaya-Jepara. Soalnya kalau kami terlambat dan tidak dapet bis, kami harus naik bis Jaya Utama jurusan Surabaya-Semarang. Sedangkan menurut janji Tia (our manager team), kami harus ketemu dengan mas-mas travel agent Karimun Jawa di pelabuhan Kartini di Kabupaten Jepara esok pagi jam 7.
Alhamdulillah kami dapet bis setelah kejar mengejar dan menunggu sekitar 2 jam lamanya. Bis yang berwarna merah (khas Indonesia) ini ternyata menyisakan 7 tempat duduk, dan beruntung lah kami berenam pas sekali menaiki bis Patas tersebut. Dengan tarif 65ribu kami mendapat fasilitas berupa makan di rumah makan mitra P.O. Jaya Utama di daerah Tuban. Setelah menempuh perjalanan 8 jam (include, bis mogok sekitar 1-1,5 jam di terminal gresik), kami turun di terminal Jepara dan langsung shalat subuh. Habis salat kami menaiki becak menuju pelabuhan kartini. Becak yang kami naiki berpenumpang 2 orang dengan upah 10rb untuk setiap becak.
Setelah sampai di pelabuhan, kami memutuskan untuk beristirahat termasuk mengonsumsi bekal yang dibawa. Pelabuhan Kartini memang kecil, namun sangat ramai. Kapal yang mengantarkan penyebrang dari pulau Jawa ke Pulau Karimun Jawa pun sudah dipenuhi antriannya. Ada beberapa mobil, truk, dan sepeda motor yang ikut serta naik kapal yang sempat tenggelam pada awal tahun 2011. Kapal Muria namanya, sebuah kapal motor sederhana ini dioperasikan hanya satu hari sekali, dan terkadang tidak beroperasi karena keadaan air laut yang tidak memungkinkan kapal ini berlayar.
Mas dan mbak travel yang menjadi biro perjalanan kami hanya menagih uang di pelabuhan dan selanjutnya memberikan nomor handphone seseorang, yang ternyata adalah guide kami di pulau Karimun Jawa. Cukup berdesakan kami menaiki kapal yang sebenarnya mirip dengan besi rongsokan ini. Terdiri atas tiga tingkat, kami pun menempati dek tingkat dua. tingkat satu diisi dengan kendaraan bermotor dan angkutan barang, sedangkan tingkat tiga sebenarnya tidak dibuka, tetapi pada akhirnya dibuka untuk penumpang karena dek dua dan satu sudah tidak cukup menampung. 
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam, kapal ini merapat di pulau yang konon sangat tersohor karena pesona lautnya. Di pelabuhan kami dijemput oleh seorang gadis yang usianya sekitar belasan tahun, yang mengaku sebagai anak guide kami. Si guide sedang pergi berlayar bersama wisatawan lainnya sehingga tidak bisa menyambut kedatangan kami. Tidak lupa, kami meminta bantuan si mbak untuk mengambil gambar kami di gerbang Karimun Jawa.
Enam anak muda di Karimun Jawa
Hari itu kami beristirahat. Malam hari nya kami di briefing oleh guide kami yang berusia kira-kira 30 tahunan. Kami juga diperkenalkan dengan rombongan lain yang nantinya akan menjadi teman satu kloter kami. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswi jurusan planologi Undip. Tya, Eka, Bagus, Tunjung, dan Koko menjadi rekan peralanan kami selama tiga hari kedepan.
Kami dan karimun jawa, check this out:
Bersama rombongan lain







 Dan hari terakhir kami sebelum pulang ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar